29 September 2011

Mudah untuk "sekedar" berbicara

Di saat sekarang, dimana dalam jurang keterpurukan tanpa dasar dan sangat memilukan, disaat semangat untuk melanjutkan hidup dan kehidupan hampir musnah, di saat semuanya terasa sia-sia dan tak berguna, di kala bahkan aku sendiri pun tak tahu harus berbuat apa karena memang aku tak berdaya, sewaktu perih seringkali melanda dan air mata seakan kehabisan kata-kata.
Banyak rekan, teman, sahabat dan bahkan ruh dalam diriku sendiri berusaha menghibur untuk sekedar membesarkan hati dan meringankan asa. Terima Kasih untuk semuanya, dari lubuk hati terdalam terucap terima kasih.

Namun aku sendiri merasa hampa, tanpa asa dan harapan, setelah kepergian "mentari pagi" ku. Seakan pagi akan selalu tanpa matahari. Seperti hidup yang akan selalu tanpa arti. Seraya nyawa ingin segera melenggang pergi.

Tidak ada komentar:

Google